Belajar euy

Belajar dan Berbagi...

  • Home
  • About Me
  • Pelajaran
    • SD
      • IPA
      • Materi UN
    • SMP
      • IPA
      • Materi UN
    • SMA
  • Praktikum
  • AMALINA
    • Kelas
      • Equuleus
      • Eridanus
      • Delphinus
      • Antlia
      • Aquuila
      • Auriga
    • Kelas 9
  • Download
  • VCT
Kelas/Semester : XII SMA / Semester II
Standar  Kompetensi :
Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
Kompetensi Dasar :
     Menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenis-jenis Bioteknologi

Tujuan Praktikum :

     1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tapai.

     2.  Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan tapai ketan dan tapai singkong.

 

Dasar Teori :

Pengertian tape
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.  Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon).
Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti.
Tapai merupakan makanan selingan yang cukup popular di Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai singkong. Tapai memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alkohol, memiliki aroma yangmenyenangkan, bertekstur lunak dan berair . Tapai sebagai produk makanan cepat rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi. Namun demikian jika disimpan dalam tempat yang dingin maka akan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut adalah produk yangasam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi.


Proses Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan danproduk yang dihasilkan.
Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia C6H12O6 à 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
(Energi yang dilepaskan : 118 kJ per mol) Dijabarkan sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) àAlkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi(ATP) Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme.Jalur terakhir akan bervariasitergantung produk akhir yang dihasilkan.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-300C dan membutuhkan waktu 45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin.
Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya kontaminasi. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi,tekstur, biological availability yang lebih baik serta menurunkan zat anti nutrisinya.

Ragi Tape
Ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan pada umumnya tetap menjadi rahasia di setiap pengusaha ragi. Ragi dipanen setelah 2-5 hari,tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. 
Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang  dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang  selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis khamir yang terdapat dalam ragi untuk tapai singkong adalah  Saccharomyces elipsoides atau Endomycopsis fibulegera. Sementara untuk tapai ketan menggunakan Saccharomyces cereviseae atau Endomycopsis fibulegera Pada dasarnya pembuatan ragi merupakan teknik dalam memperbanyak mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tape. Perbanyakan ini dilakukan  dalam suatu medium tertentu dan setelah cukup banyak mikroba yang tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam keadaan istirahat, baik dalam bentuk  sel maupun dalam bentuk sporanya. Penghentian pertumbuahan mikroba tersebut  dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.

Keunggulan kandungan gizi tapai
Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri baik´yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satujuta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh.
Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yangdihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalamkebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.

Kelemahan Tapai
Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dangangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.

 

Alat dan Bahan

     Tapai Ketan

Alat:                                                                    Bahan:

1.    Kompor                                                          1. Beras ketan     

2.    Sendok                                                           2. Ragi tapai ketan secukupnya.

3.    Baskom                                                          3. Air secukupnya

4.    Nampan

5.    Panci

    

     Tapai Singkong

Alat:                                                                    Bahan          

1.    Kompor                                                          1. Singkong 1 kg

2.    Baskom                                                          2. Ragi tapai singkong secukupnya

3.    Panci                                                              3.  Daun pisang

4.    Pisau                                                               4. Air secukupnya

5.    Piring

6.    Sendok dan Garpu

 

Langkah Kerja :

    

Tapai Ketan

1.    Siapkan semua bahan.

2.    Cuci beras ketan hingga bersih lalu ketan tersebut direndam selama 2 jam.

3.    Tiriskan ketan lalu kukus setengah jam.

4.    Ketan dicuci kembali, lalu didinginkan dan dikukus kembali hingga matang

5.    Setelah matang, letakkan ketan di atas nampan dan tunggu hingga dingin.

6.    Taburkan ragi di atas ketan yang telah dingin.

7.    Tetakkan di tempat yang tertutup rapat, biarkan selama 2-3 hari.

                                                             

Tapai Singkong

1.      Potong singkong sesuai keinginan.
2.      Singkong dikupas dan dikerik lalu cuci sampai bersih.
3.      Rebus singkong  sampai matang dan dinginkan diatas nampan.
4.      Setelah dingin, taburkan ragi dan balik-balikkan singkong sampai ragi rata.
5.      Siapkan panci yang telah dialasi dengan daun pisang, susun singkong lalu tutup dengan lapisan daun pisang.
6.      Tutup rapat dan diamkan selama 2-3 hari.
Hasil Pengamatan :
Tapai Ketan
Hari
Proses
Pengamatan
1
Sebelum di cuci
Kotor dan sedikit berbau
Setelah di cuci
Bersih dan bau berkurang
Pengukusan
Sebelum Pengukusan
Berupa beras ketan
Setelah Pengukusan pertama
Berupa beras ketan yang belum begitu matang
Setelah dicuci bersih dan dikukus kembali
Ketan sudah matang
Pendinginan
Menjadi tidak panas, ragi siap untuk ditaburkan
Penaburan ragi
Terdapat bercak putih yang berasal dari ragi
3
Tapai ketan yang selesai difermentasi
Tapai ketan yang telah difermentasi
Tercium aroma khas tapai ketan, ketan menjadi lebih empuk, dan terdapat sedikit air.
Tapai Singkong
Hari
Proses
Pengamatan
1
Sebelum dikupas
Kotor, terdapat kulit luar yang kasar dan terdapat banyak tanah di permukaannya.
Setelah dikupas dan dikerik
Kotor (lebih bersih dari semula), tampak daging singkong berwarna putih, kesat
Setelah dicuci
Bersih dan tampak lebih mengkilap
Pengukusan
Sebelum pengukusan
Singkong agak keras
Setelah pengukusan
Singkong menjadi empuk, agak panas dan tercium aroma yang sedap.
Pendinginan
Menjadi tidak panas, ragi siap untuk ditaburkan
Penaburan ragi
Warna singkong menjadi keputih-putihan

Tapai singkong yang selesai difermentasi
Tapai singkong yang telah difermentasi
Tapai menjadi empuk, tercium aroma yang khas, terasa agak manis.
Yang ingin mempelajari lebih lanjut silahkan download disini
0
Share

Kelas/Semester : Kelas XII SMA/MA semester 2.
Standar Kompetensi:
Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip substansi genetik pada makhluk hidup.
Kompetensi Dasar:
   Mendeskripsikan hubungan antara gen, DNA, dan kromosom.
Indikator:
Ø  Mengetahui struktur gen, DNA dan kromosom melalui hasil percobaan
Ø  Menjelaskan hubungan antara gen, DNA dan kromosom melalui hasil percobaan
Tujuan praktikum:
   Tujuan dari praktikum kali ini adalah,
1.Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan.
2.Mengetahui peran sabun dalam  melakukan percobaan isolasi DNA
3.Mengetahui gambaran struktur DNA buah secara konkrit.
Dasar Teori
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida (Istanti, 1999). Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan kedua ”benang” polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah deterjen.
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan rusaknya mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia (Machmud, 2006).
Alat dan Bahan
   Alat:
1.      Beaker glass atau gelas aqua
2.      Pisau
3.      Pengaduk
4.      Penyaring (tissu / kapas)
5.      Mesin blender
6.      Spatula
7.      Tabung reaksi dan rak tabung
   Bahan:
1.      Buah Pisang & alpukat
2.      Deterjen ( Surf, Rinso) & sabun BuKrim
3.      Aquades
4.      Garam dapur
5.      Etanol 96% dingin (Etanol & es Batu)
Prosedur Kerja:
1. Melarutkan sabun colek secukupnya ke dalam 30 ml aquades, diaduk pelan selama 15 menit.
2. Ambil 50 gram daging buah ditambah 50 ml aquades dimasukkan ke dalam mesin blender, kemudian diblender selama 40 detik.
3. Lalu campurkan 10 ml masing-masing larutan sabun dicampurkan dengan masing-masing 10 ml jus buah
4. Menambahkan 1 spatula garam dapur kemudian diaduk selama 5 menit sampai diperoleh campuran yang homogen.
5. Menyaring campuran yang dihasilkan pada point sebelumnya sebanyak dua kali
6. 6 ml hasil penyaringan pada point dia atas dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 5 mL etanol 96% dingin
7. Mengamati proses timbulnya DNA, meliputi waktu yang diperlukan, warna, serta banyak sedikitnya DNA yang terbentuk.
 
Hasil Pengamatan:
No
Buah
Perlakuan
Hasil pengamatan
Warna
Bentuk
Waktu
Jumlah
1.
Pisang
Diberi sabun colek






Deterjen




2.
Alpukat
Sabun colek






Deterjen





untuk lebih jelasnya silahkan download disini
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Popular Posts

  • Respirometer Sederhana
    Respirometer merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju pengambilan O2 oleh hewan kecil. Untuk menggunakan alat ...
  • Isolasi DNA Buah (Pisang)
    Kelas/Semester : Kelas XII SMA/MA semester 2. Standar Kompetensi: Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip substansi genetik pada makhlu...
Panduan Praktikum SMP Software Kelas VIII Sel Biologi Umum Download Genetika Delphinus Equuleus Eridanus Kelas VII Evolusi Latihan Soal Virus Antlia Aquuila Auriga Kimia Mikrobiologi Anatomi Tumbuhan Cara Download Kelas XI Puisi SMA Sistem Reproduksi Manusia Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi X IPA 3 X IPA 6

Download

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  April (8)
  • ►  2017 (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2012 (12)
    • ▼  Mei (3)
      • Tape (Singkong dan Ketan)
      • Isolasi DNA Buah (Pisang)
      • Uji Vitamin C
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (7)
  • ►  2011 (25)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2010 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (9)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)

Teman-Teman

Categories

Anatomi Tumbuhan (1) Antlia (2) Aquuila (2) Auriga (2) Biologi Umum (5) Cara Download (1) Delphinus (4) Download (5) Equuleus (4) Eridanus (4) Evolusi (3) Genetika (5) Kelas VII (4) Kelas VIII (6) Kelas XI (1) Kimia (2) Latihan Soal (3) Mikrobiologi (2) Panduan Praktikum (15) Puisi (1) Sel (6) Sistem Reproduksi Manusia (1) SMA (1) SMP (15) Software (7) Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi (1) Virus (3) X IPA 3 (1) X IPA 6 (1)
free counters
    Copyright © 2015 Belajar euy

    Created By ThemeXpose