Wahai Tuhan,
Bahwa,
Tatapannya mampu menjadi anestesi hidupku,
Pesonanya bak feromon yang menarik perhatianku
Siapakah dirinya….
Hingga dia mampu menyuntikkan auksin dalam rasaku ?
Dan mengeluarkan fibrin untuk menutupi lukaku ?
Pesonanya bak feromon yang menarik perhatianku
Siapakah dirinya….
Hingga dia mampu menyuntikkan auksin dalam rasaku ?
Dan mengeluarkan fibrin untuk menutupi lukaku ?
Wahai tuhan….
Tak ku pungkiri bahwa aku mendambakannya
Ketika sinar dirinya tertangkap jelas oleh konus retina ini
Saat suara lembutnya merangsang gerak koklea telinga ini
Tak mampu aku pungkuri,
Tak ku pungkiri bahwa aku mendambakannya
Ketika sinar dirinya tertangkap jelas oleh konus retina ini
Saat suara lembutnya merangsang gerak koklea telinga ini
Tak mampu aku pungkuri,
bahwa aku menginginkannya..
Dan,
Kau tahu ?
Kedatangannya membuat arteri dan vena ini bekerja lebih keras.
Wahai Tuhan,
Rasa ini kokoh bak ikatan kovalen
Dan sepeka saraf yang mengantar rangsang dari dendrit ke dendrit
Seperti jantung yang tak akan pernah berhenti berdetak
Seperti jantung yang tak akan pernah berhenti berdetak
Wahai tuhan,
Seperti bakteri yang bereproduksi dengan cepat,,,
Demikianlah keingintahuanku akan dirinya…
Demikianlah keingintahuanku akan dirinya…
Oh.. Tuhan..
Hatiku terus bertanya pada MRNa,,,
Apakah ada sedikit pesan untukku darinya ?
Hatiku terus bertanya pada MRNa,,,
Apakah ada sedikit pesan untukku darinya ?
Wahai Tuhan,
Bayangannya telah menjadi alel yang mengisi lokus rasa ini.
Sulit bagiku mendiagnosa arti rasa ini,
Bayangannya telah menjadi alel yang mengisi lokus rasa ini.
Sulit bagiku mendiagnosa arti rasa ini,
Dengan kerja keras neuronku,
Dan impuls yang kau sampaikan, tuhanku,
Aku tahu wahai tuhan.,.
Ketika barisan kodonku telah menerjemahkan semuanya..
Kau tahu ?
Aku mencintainya karena-Mu…
Aku mencintainya karena-Mu…
*Ini dibuat dari berbagai sumber, dan ini sebagai penanda bahwa biologi pun dapat kita olah menjadi hal yang menyenangkan.
terimakasih,
BalasHapuscukup menginspirasi