Belajar euy

Belajar dan Berbagi...

  • Home
  • About Me
  • Pelajaran
    • SD
      • IPA
      • Materi UN
    • SMP
      • IPA
      • Materi UN
    • SMA
  • Praktikum
  • AMALINA
    • Kelas
      • Equuleus
      • Eridanus
      • Delphinus
      • Antlia
      • Aquuila
      • Auriga
    • Kelas 9
  • Download
  • VCT
Teori Darwin mengenai evolusi sebagian besar memberi penekanan pada seleksi alam dan adaptasi populasi secara bertahap terhadap lingkungannya. Proses ini disebut mikroevolusi. Jika mikroevolusi benar-benar terjadi maka bumi akan dihuni oleh makhluk hidup yang sangat adaptif dibandingkan makhluk hidup sebelumnya. Spesiasi – asal-usul spesies baru – berada pada pusat dari evolusi. Pada saat spesiasi terjadi maka keanekaragaman hayati meningkat. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup yang luar biasa dapat terjadi ?
Makroevolusi menyebabkan perubahan biologis secara dramatis dan hal ini dimulai dengan munculnya spesies baru. Jika ada dua varietas dari suatu spesies mendiami dua habitat yang sangat berbeda tanpadapat melakukan perkawinan antar keduanya, dan selanjutnya mengalami perubahan morfologi, anatomi, dan tingkah laku, maka akhirnya dapat membentuk satu spesies baru.

1. Penghalang reproduktif (reproductive barriers) mempertahankan terpisahnya spesies
Suatu penghalang reproduktif adalah karakter-karakter dari makhluk hidup yang menghalangi populasi saling kawin meskipunmempunyai habitat yang tumpah tindih. Ada dua macam penghalang reproduktif yaitu:
A. Penghalang prezigotik; mencegah perkawinan atau fertilisasi antar spesies
• isolasi musim (temporal)
Spesies pinus Pinus radiata dan P. muricata hidup di area yang sama di Kalifornia Tengah. Kedua spesies ini tidak dapat saling kawin karena P. radiata melepaskan serbuk sari pada bulan Februari, sedangkan P. muricata pada bulan April. Sigung dari bagian Timur dan sigung dari bagian Barat padang rumput di Amerika, mempunyai musim kawin yang berbeda, sehingga tidak dapat saling kawin.
• isolasi habitat
Dua spesies yang berkerabat dekat, seperti ular garter di Amerika Utara bagian Barat yang hidup di darat dan air, tidak mungkin saling kawin.
• isolasi tingkah laku
Tidak ada ketertarikan seksual di antara jantan dan betina pada spesies yang berbeda. Sinyal khusus yang mengawali terjadinya perkawinan merupakan hal unik di
dalam satu spesies. Biasanya hewan jantan memberi tanda atau sinyal tertentu dalam bentuk tingkah laku, seperti mengeluarkan suara, melakukan ritual, tarian atau mengekskresikan zat kimia. Contohnya burung bower jantan akan menghiasi sarangnya dengan ranting berwarna biru, menari dan berkicau untuk menarik perhatian betina. Setelah proses ritual selesai, maka akan terjadi perkawinan.
• isolasi mekanik
Perkawinan tidak dapat terjadi akibat organ seksual eksternal yang tidak cocok satu sama lain. Organ kopulasi pada banyak insekta jantan hanya sesuai untuk betina dari spesies yang sama. Banyak spesies tumbuhan mempunyai struktur bunga yang beradaptasi dengan polinator tertentu (insekta/hewan lain missal burung). tanaman sage hitam memiliki bunga kecil, penyerbukan dilakukan oleh lebah kecil. Sage putih memiliki struktur bunga yang besar sehingga penyerbukan hanya dapat dilakukan oleh lebah besar.
• isolasi gametik
Jantan dan betina dari spesies yang berbeda dapat melakukan perkawinan, tetapi pembuahan yang terjadi tidak akan menghasilkan zigot. Hal ini berlaku pada pembuahan internal maupun eksternal; pada banyak mamalia sperma tidak dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi betina spesies lain; jantan dan betina bulu babi mengeluarkan sperma dan telur di laut. Fertilisasi dapat berlangsung jika molekul pada permukaan sperma dan telur dapat bersatu.

B. Penghalang poszigotik; mencegah perkembangan makhluk hidup
Dewasa yang fertil; zigot yang dihasilkan disebut hibrid zigot. Ada tiga macam penghalang poszigotik:
• Ketidakmampuan hibrid untuk berkembang (hybrid inviability)
Misal katak dari genus Rana yang hidup di habitat sama dapat saling kawin tetapi hibrid tidak dapat berkembang sempurna atau menjadi individu yang lemah.
• Sterilitas hibrid (hybrid sterility)
Hibrid yang dihasilkan dari perkawinan dua spesies berbeda, bersifat steril, oleh karena itu hibrid ini tidak dapat mewariskan sifat tetuanya; misalnya hibrid (Gambar 12.6j; disebut bagal) antara kuda dan keledai
• Kegagalan rantai pewarisan pada hibrid (hybrid breakdown)
Generasi hibrid pertama fertil dan mampu berkembang, tetapi jika hibrid ini saling kawin maka atau hibrid kawin dengan tetua maka hibrid keturunannya bersifat steril.

2. Isolasi geografik dapat menyebabkan spesiasi (pembentukan spesies baru)
Kunci asal-usul spesies adalah pemisahan populasi satu dengan yang lainnya, dalam hal ini pemisahan gene pool. Perubahan frekuensi alel yang disebabkan oleh seleksi alam, hanyutan gen (genetic drift), dan mutasi tidak dipengaruhi oleh aliran gen (gen flow) dari populasi lain. Pada pembentukan spesies baru, penghalang aliran gen antar populasi yang utama yaitu penghalang geografis (geographic barrier). Spesiasi semacam ini disebut spesiasi alopatrik (allopatric speciation), populasi yang terbentuk disebut populasi alopatrik. Proses geologi dapat menyebabkan populasi terfragmentasi menjadi satu atau lebih populasi yang terisolasi. Isolasi geografik memberi peluang terjadinya spesiasi tetapi belum tentu terjadi spesies baru. Spesies baru terjadi jika adanya penghalang reproduksi antara populasi terisolasi dengan populasi induk. Tidak semua spesies terbentuk sebagai akibat dari isolasi geografik. Pada spesiasi simpatrik (sympatric speciation), isolasi reproduksi terjadi dan spesies baru terjadi tanpa pembatas geografik.


0
Share
1. J.B. Lamarck
Jean Baptiste Lamarck (1744-1829) seorang ahli Biologi Perancis, mengemukakan hubungan fosil dengan makhluk hidup yang ada sekarang dapat dijelaskan jika ’kehidupan mengalami evolusi’. Lamarck menjelaskan bagaimana spesies berevolusi sebagai berikut:
- Individu yang menggunakan bagian tubuh maupun tidak menggunakan bagian tubuh akan mewariskan sifat tertentu ke keturunannya. Sebagai contoh, nenek moyang jerapah mempunyai leher panjang akibat berusaha mencapai daun di pohon yang tinggi.
- Berdasarkan hal ini Lamarck menyimpulkan bahwa evolusi spesies merupakan hasil interaksi dengan lingkungan.

2. Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari Inggris. Darwin lahir pada tanggal 12 Februari 1803. Pada tahun 1831, Darwin mengikuti kapal HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran di Amerika Selatan. Darwin banyak mengumpulkan fosil, batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup yang dijumpai. Ketika Beagle merapat di Kepulauan Galapagos yang terpencil (1050 km dari daratan utama Amerika Selatan), Darwin menemukan hewan dan tanaman yang memiliki kemiripan dan juga perbedaan dari hewan dan tanaman di daratan Amerika Selatan. Selama pelayaran, Darwin membaca buku hasil karya Charles Lyell, Principles of Geology. Dari buku ini Darwin dapat memahami bahwa kekuatan alami secara bertahap mengubah permukaan bumi dan hal ini masih terjadi sampai sekarang.
           
Di awal 1840, Darwin menulis esai panjang yang menjelaskan teori evolusinya. Ia sadar bahwa teori ini akan menggemparkan masyarakat sehingga publikasi teori evolusi ditangguhkan. Sebelum Darwin mempublikasikan ide tentang evolusi secara luas, ia membaca karya ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di Indonesia. Tulisan Wallace tersebut hamper identik dengan ide Darwin sehingga mereka memutuskan untuk menerbitkan tulisan bersama-sama pada tahun 1858. Buku Darwin, The Origin of Species by Means of Natural Selection, diterbitkan setahun setelah itu. Di dalam The origin of Species terdapat 2 hal penting:

a) Darwin mengemukakan fakta bahwa spesies yang hidup saat ini merupakan keturunan dari spesies yang ada sebelumnya (nenek moyang). Sejarah evolusi ini disebut ’descent with modification’ (pewarisan dengan modifikasi).
b) Mekanisme dalam evolusi disebut seleksi alam (natural selection)

3. August Weismann
Weismann (1834-1914) berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan 2 tikus yang dipotong ekornya. Sampai generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan 2 tikus tadi berekor panjang. Weismann berkesimpulan:

1. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar.
2. Evolusi berkenaan dengan pewarisan gen-gen melalui sel
gamet.
1
Share
Evolusi berarti perubahan pada makhluk hidup berdasarkan waktu, yang mengubah makhluk hidup di bumi dari bentuk sebelumnya menjadi bentuk yang ada sekarang ini. Studi evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada di dunia saat ini, mempelajari bagaimana berbagai spesies tumbuhan dan hewan dapat memunculkan spesies baru seiring dengan berjalannya waktu, dan bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat memiliki kekerabatan. Seperti halnya berbagai konsep di dalam ilmu, ide utama Darwin yang mengatakan bahwa:
- spesies yang hidup sekarang berasal dari bentuk kehidupan sebelumnya
- spesies berubah dengan berjalannya waktu

Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak ahli yang pendapatnya kemudian menjadi fondasi dalam teori evolusi. Di antara para ahli tersebut ialah:
1. Anaximander (500 SM)
Seorang filusuf Yunani yang mengemukakan bahwa kehidupan berawal di dalam air dan bentuk kehidupan yang kompleks berasal dari kehidupan yang lebih sederhana.
2. Aristoteles
Seorang filusuf Yunani; pendapatnya sangat berpengaruh terhadap kebudayaan Barat: spesies tetap atau tidak berubah, dan tidak mengalami evolusi. Ide Aristoteles ini selama 6000 tahun mendominasi kaum intelektual Barat.
3. Georges Buffon (pertengahan abad 17)
Berdasarkan studi fosil, naturalis berkebangsaan Perancis ini mengemukakan bahwa umur bumi kemungkinan lebih tua dari 6000 tahun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan fosil merupakan bentuk purba dari spesies yang ada sekarang.
4. Sir Charles Lyell (1797-1875)
 Lyell adalah seorang ahli Biologi Skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat para ahli lainnya, yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles of Geology. Hasil karyanya ini mempengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin.
         
Setelah itu bermunculan pendapat para ahli biologi lainnya. Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami perubahan bentuk morfologi, anatomi, dan tingkah laku secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahan perubahan ini mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, yang nantinya akan menunjukkan penyimpangan sedikit saja dari nenek moyangnya. Kemudian pada generasi selanjutnya, penyimpanganpenyimpangan itu semakin banyak sehingga muncul spesies baru. Hal ini yang menjadi dasar teori evolusi.


Kata-Kata Kunci
Abiogenesis             Isolasi tingkah laku
Aliran gen                Isolasi ekologi
Biogenesis               Isolasi gamet
Evolusi                     Isolasi mekanik
Fosil                         Isolasi temporal
Generatio                spontanea Kawin acak
Hanyutan                 gen Seleksi alam



0
Share

Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Di Indonesia tulisan tentang masalah lingkungan hidup mulai muncul pada 1960-an. Sejak itu Indonesia terus aktif mengikuti pertemuan puncak yang membicarakan tentang lingkungan hidup secara global, yaitu Konferensi Stockholm pada 1972; Earth Summit di Rio de Janiero tahun 1992; dan WSSD di Johannesburg, tahun 2002. Ilmu lingkungan meliputi hubungan interaksi yang sangat kompleks sehingga untuk memudahkan mempelajarinya dilakukan berbagai pendekatan, antara lain: homeostasis, energi, kapasitas, simbiosis, sistem, dan model.
Permasalahan.
Permasalahan lingkungan hidup terdiri dari permasalahan lingkungan global dan sektoral. Contoh permasalahan lingkungan global adalah: pertumbuhan penduduk, penggunaan sumber daya alam yang tidak merata; perubahan cuaca global karena berbagai kasus pencemaran dan gaya hidup yang berlebihan; serta penurunan keanekaragaman hayati akibat perilaku manusia, yang kecepatannya meningkat luar biasa akhir-akhir ini. Contoh permasalahan lingkungan sektoral dibahas masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia. Masalah tersebut terjadi pada berbagai ekosistem, seperti yang terjadi di kawasan pertanian, hutan, pesisir, laut, dan perkotaan.
Adapun usaha mengatasi permasalahan lingkungan dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang dibahas adalah cara ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, penegakan hukum, dan etika lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang menjadi sangat kompleks diperlukan berbagai upaya pendekatan sekaligus secara sinergis.


0
Share
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasiuntuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
  1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
  2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
  3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
  4. Emberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
  1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam
  2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk hidup
  3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
PROSES KLASIFIKASI
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
  1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
  2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
  3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
TINGKATAN TAKSON
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson antara lain :
Kingdom
Divisio
Clasis
Order
Familia
Genus
Species
Tingkatan Dalam Bahasa Indonesia
Dunia/Kerajaan
Divisio/Filum
Kelas
Ordo
Suku
Marga
Jenis
  1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain :Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
  2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
  3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio
  4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
  5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
  6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
  7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).
Contoh :
a.Klasifikasi hewan kucing
 Kerajaan (Kingdom)
Chordata Kelas (Classis)
Carnivora Suku (Familia)
Felis Jenis (Spesies)
:
:
:
:
Animalia Filum (Phylum)
Mamalia Bangsa (Ordo)
Felidae Marga (Genus)
Felis Catus (kucing)

b.Klasifikasi tumbuhan padi
 Kerajaan (Kingdom)
Divisi (Divisio)
Anak Divisi (Sub Divisio)
Kelas (Classis)
Bangsa (Ordo)
Suku (Familia)
Marga (Genus)
Jenis (Spesies)

:
:
:
:
:
:
:
:
Plantae
Spermatophyta
Angiospermae
Monocotyledoncae
Poales
Poaceae
Oryza
Oryza Sativa (padi)
TATA NAMA BINOMIAL NOMENCLATURE
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus danspecies)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
  1. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
  2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis digunakan huruf kecil
  3. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
  4. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau lainnya)
  5. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
  6. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
  7. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
0
Share

Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah Republik Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang petani. Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil.
Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas Augustini di Brunn, Moravia (sekarang Brno di Republik Ceko), dengan nama Gregor. Di sini ia mempelajari berbagai ilmu selain hortikultura yang telah diminatinya sejak kanak-kanak di pertanian ayahnya. Biara ini sendiri memiliki kebun raya yang bagus, kebun sayur, kebun buah, peternakan tawon, dan perusahaan susu untuk memenuhi kebutuhan biara. Perpustakaan biara kaya akan buku dan tulisan-tulisan ilmiah mutakhir. Mendel memperoleh kesempatan emas untuk melanjutkan minatnya dalam hortikultura. Selanjutnya, dia memulai kariernya sebagai guru dan terus menekuni ilmu alam di Universitas Vienna dengan melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dalam ilmu.
EKSPERIMEN MENDEL
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.
Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
  • bentuk benih (bundar atau keriput),
  • warna benih (kuning atau hijau),
  • warna selaput luar (berwarna atau putih),
  • bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
  • warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
  • letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
  • panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).
Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya. (Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis pohon induk tersebut dengan memastikan bahwa nenek moyang tumbuhan itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi. Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang muncul kembali.
Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. (Hasil ini juga diperoleh dari penelitian terhadap ratusan tumbuhan.)
HUKUM MENDEL PERTAMA
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.
HUKUM MENDEL KEDUA
Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi.
Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam Bebas.
Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.

Penyimpangan semu hukum mendel


Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan hukum Mendel. Semisal, dalam suatu persilangan monohibrida (dominan resesif), secara teori, akan didapatkan perbandingan 3:1, sedangakan pada dihibrida didapatkan perbandingan, 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa lain, misal untuk monohibrida bukan 3:1 tapi 1:2:1. Dan pada dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut "Penyimpangan Semu Hukum Mendel", kenapa "Semu", karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu. Penyimpangan hukum Mendel dibagi menjadi tiga; epistasis-hipostasis, kriptomeri, dan polimeri.

Epstasis-Hipostasis
Ketika gandum berkulit hitam disilangkan dengan gandum berkulit kuning, muncul F1 gandum berkulit hitam. Kita dapat menduga bahwa faktor hitam dominan terhadap kuning. Namun pada F2 dihasilkan keturunan dengan perbandingan 12 hitam : 3 kuning : 1 putih. Perbandingan ini berbeda dengan hukum Mendel.

Sebenarnya perbandingan tersebut berasal dari (9+3):3:1. Dari perbandingan ini tampak bahwa persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida. Faktor yang dominan tidak tidak hanya faktor hitam, melainkan juga faktor kuning yang memiliki angka perbandingan 3.

Dengan demikian faktor warna tidak ditentukan oleh satu gen, melainkan oleh dua gen yang lokusnya berbeda. Artinya, gen penentu warna hitam yang dominan berada terpisah dari gen penentu warna kuning yang juga dominan. Tiap-tiap warna memiliki alel tersendiri.

Jika kedua gen yang tidak sealel itu hadir bersama dalam satu individu, maka akan menampilkan fenotipe gen yang menutupi atau menghalangi, yang dikenal sebagai gen epistasis. Jadi, jika faktor hitam dan kuning hadir bersama, fenotipe yang muncul adalah fenotipe hitam. Maka, hitam epistatik terhadap kuning, dan kuning hipostatik terhadap hitam.

Jika di dalam individu hanya ada gen yang ditutup atau dihalangi, maka fenotipe yang muncul adalah fenotipe dari gen yang dihalangi tersebut. Gen ini disebut gen hipostasis. Tak adanya gen dominan dalam pada individu akan memunculkan sifat baru, dalam contoh ini putih.

Kesimpulan mengenai epistasis dan hipostasis adalah sebagai berikut:
Ada dua gen sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang berbeda.
Ada gen yang bersifat hipostasis maupun epistasis.
Kehadiran kedua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotipe dari gen yang epistasis biasa, dalam contoh diatas hitam.
Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenotipe dari gen hipostasis.
Ketidakhadiran dari kedua gen dominan akan memunculkan fenotipe baru, tidak tampak pada parentalnya.

Contoh:
P : HHkk X hhKK
Gamet : Hk, hK
F1 : HhKk

F1XF1 : HhKk X HhKk
Gamet : HK, Hk, hK, hk
F2 :
Gamet
HK
Hk
hK
hk
HK
HHKK
HHKk
HhKK
HhKk
Hk
HHKk
HHkk
HhKk
Hhkk
hK
HhKK
HhKk
hhKK
hhKk
hk
HhKk
Hhkk
hhKk
hhkk
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Popular Posts

  • Bakteri
    Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakte...
  • pengantar Ekologi
    Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilm...
  • Ukuran dan Struktur Virus
    Mikroskop elektron menguatkan bahwa virus didalam ukuran dan stukturnya sangat banyak macamya.Ada yang sangat kecil,yaitu poliovirus,diamet...
  • Puring
    Indonesia : Puring Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilk...
Panduan Praktikum SMP Software Kelas VIII Sel Biologi Umum Download Genetika Delphinus Equuleus Eridanus Kelas VII Evolusi Latihan Soal Virus Antlia Aquuila Auriga Kimia Mikrobiologi Anatomi Tumbuhan Cara Download Kelas XI Puisi SMA Sistem Reproduksi Manusia Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi X IPA 3 X IPA 6

Download

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  April (8)
  • ►  2017 (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (12)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (7)
  • ►  2011 (25)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2010 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2009 (9)
    • ▼  Desember (6)
      • Terbentuknya Spesies Baru
      • Pencetus Teori Evolusi
      • Pengantar Evolusi
      • Lingkungan Hidup
      • klasifikasi Makhluk Hidup
      • Hukum Mendel
    • ►  November (3)

Teman-Teman

Categories

Anatomi Tumbuhan (1) Antlia (2) Aquuila (2) Auriga (2) Biologi Umum (5) Cara Download (1) Delphinus (4) Download (5) Equuleus (4) Eridanus (4) Evolusi (3) Genetika (5) Kelas VII (4) Kelas VIII (6) Kelas XI (1) Kimia (2) Latihan Soal (3) Mikrobiologi (2) Panduan Praktikum (15) Puisi (1) Sel (6) Sistem Reproduksi Manusia (1) SMA (1) SMP (15) Software (7) Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi (1) Virus (3) X IPA 3 (1) X IPA 6 (1)
free counters
    Copyright © 2015 Belajar euy

    Created By ThemeXpose