Uji Vitamin C

Kelas/Semester           : VIII SMP / SEMESTER I
Standar Kompetensi :Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar  :Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan dan hubungannya   dengan kesehatan
Dasar Teori    :

Vitamin adalah suatu zat organik yang diperlukan tubuh sebagai pengaturan proses fisiologis tubuh.Walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat-zat lain.Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin C disebut juga asam ascorbat. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan sendi, dan gusi. Vitamin C sering disebut sebagai rajanya vitamin, Itu karena vitamin C memang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dosis konsumsi vitamin C yang ideal adalah 75 miligram per hari. Perempuan hamil dan ibu menyusui sudah tentu harus mengonsumsi vitamin C lebih besar dari jumlah itu. Ada juga yang berpendapat cukup mengonsumsi 200 miligram sehari. Bagi orang yang hidup dengan stres atau mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi, dosis 500 miligram adalah dosis yang cukup baik. Terlalu banyak mengonsumsi Vitamin C akan memiliki efek samping seperti sakit kepala, mual, muntah, perut sakit, kelelahan, mengantuk, gangguan pencernaan, kram usus, diare, insomnia, batu ginjal, iritasi di kerongkongan, hingga pengeroposan gigi.
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin C dalam sebuah sampel minuman, kita dapat menggunakan titrasi iodometri dalam laboratorium. Titrasi iodometri dapat menggunakan larutan amilum Iodida atau bisa juga menggunakan betadine. Uji yang dimaksud pada praktikum ini adalah uji kualitatif  yaitu hanya mengetahui ada tidaknya vitamin C dalam minuman,  sedangkan berapa banyak vitamin C yang terkandung tidak dihitung.
Tujuan Praktikum    :
1.      Mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin C dalam sebuah sampel minuman
2.      Membuktikan vitamin sebagai anti oksidan
Alat dan bahan:
·         Alat :
1.      Gelas aqua 9  buah
2.      Gelas kimia 30ml 1 buah
3.      Pipet tetes 1 buah
·         Bahan:
1.      Larutan Betadine
2.      YouC1000
3.      Pulpy Orange
4.      Ale-ale
5.      Panther
6.      Buah Jeruk Nipis
7.      Buah Apel
8.      Buah Tomat
9.      Cabe
10.  Mizone
Cara Kerja    :
1.      Siapkan 9 gelas aqua, masing-masing diisi dengan bahan-bahan yang akan diuji sebanyak 20 ml
2.      Siapkan betadine yang telah diencerkan dengan aquades (1:4)
3.      Teteskan betadine dengan menggunakan pipet tetes sampai bahan berubah warna keemasan
4.      Catat jumlah tetesan
Untuk membuktikan vitamin berfungsi sebagai antioksidan, lakukan percobaan sederhana berikut :
1.      Belah apel menjadi 2 bagian
2.      Taburkan bubuk vitamin C atau celupkan dalam air jeruk, pada salah satu bagian apel
3.      Biarkan keduanya terbuka di udara beberapa saat
4.      Amati yang terjadi
Tabel Pengamatan    :
No.
Bahan Makanan
Jumlah Tetesan
1
You C1000
>200
2
Cabe
130
3
Panther
28
4
Jeruk Nipis
197
5
Pulpy Orange
100
6
Mizone
46
7
Ale-ale
30
8
Tomat
190
9
Vit. C
>200

Tabel Pengamatan Uji antioksidan :
Warna sebelum diberi vitamin C
Warna sesudah diberi vitamin C
Berwarna cerah , segar
Berwarna kecoklatan, kusam

Pembahasan :
            Percobaan uji vitamin C, digunakan bahan-bahan/ produk minuman yang memiliki kandungan vitamin C, untuk membuktikan kadar vitamin C secara kualitatif. Iklan pada produk-produk minuman yang beredar mengaku minuman tersebut mengandung vitamin C yang tinggi. Namun, berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan kandungna vitamin C sangatlah rendah. Terbukti dengan tetesan betadine yang sedikit, produk minuman tersebut langsung berubah warna.
            Semakin banyak tetesan betadine yang digunakan untuk membuat bahan berubah warna menjadi kuning keemasan atau coklat, maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C. namun sebaliknya, jika dengan tetesan sedikit bahan sudah berubah warna berarti kandungannya sedikit.
Apel yang sudah dipotong akan mengalami browning (pencoklatan) jika terkena udara. Udara merusak struktur buah apel (dalam istilah kimia : apel teroksidasi oleh udara).  Apel yang sudah ditaburkan bubuk vitamin C tidak mengalami pencoklatan. Vitamin C lah yang mengalami oksidasi (kerusakan). Fungsi vitamin sebagai antioksidan terlihat dalam percobaan sederhana ini. Demikianlah yang terjadi dalam tubuh kita. Diibaratkan tubuh kita dalah apel dan vitamin c sebagai antioksidannya.
Vitamin C mempunyai sifat polaritas yang tinggi karena banyak mengandung gugus hidroksil sehingga membuat vitamin ini akan mudah diubah tubuh. Oleh karena itu vitamin C dapat bereaksi dengan radikal bebas yang bersifat aqueous dan mampu menetralisir radikal bebas.
Kesimpulan    :
1.      Vitamin C dapat bereaksi dengan radikal bebas yang bersifat aqueous dan mampu menetralisir radikal bebas (anti oksidan).
2.      Apel yang sudah dipotong akan mengalami browning (pencoklatan) karena apel teroksidasi udara.
3.      Apel yang sudah ditaburkan bubuk vitamin C tidak mengalami pencoklatan. Vitamin C lah yang mengalami oksidasi (kerusakan).
4.      Berdasarkan percobaan semakin banyak tetesan betadine yang digunakan untuk membuat bahan berubah warna manjadi kuning keemasan, maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C. namun sebaliknya, jika dengan tetesan sedikit bahan sudah berubah warna berarti kandungannya sedikit.
 Yang ingin melihat lebih lengkapnya silahkan download disini
Referensi        :
jam 4:03 tanggal 23 Mei 2011

Adi Ilhami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar